Oleh
Iqbal Abdur Rofiq
Partaiku surgaku? Itulah sebuah pernyataan yang berbalik menjadi pertanyaan, “kok bisa”. Merujuk kepada
sebuah hadits Rasulullah baiti jannati
(rumahku surgaku)sepertinya juga tidak begitu terkesan memaksakan menyematkan
partai kita adalah surga kita, karena pada prinsipnya sebuah tandzim (organisasi) atau Hizb (partai) adalah sebuah rumah atau
wadah tempat kita berhimpun merapatkan barisan dalam rangka mengorganisir
kebaikan.
Saya lebih suka menyebut partai saya
(PKS.red) dengan istilah tandzim daripada
hizb karena menurut saya PKS bukanlah
hanya partai yang berorientasi kepada politik dan kekuasaan tapi jauh lebih
dari pada itu, PKS memiliki tujuan untuk membangun tatanan ummat atau istilah
umumnya adalah masyarakat, dimana partai adalah sebagai rumah sekaligus benteng
pertahanan untuk melindungi diri dari serangan musuh-musuh islam
Banyak sekali kegunaan rumah bagi seseorang. Ia adalah tempat
makan, tidur, istirahat, dan berkumpul dengan keluarga, isteri dan anak-anak,
juga tempat melakukan kegiatan yang paling pribadi dari masing-masing anggota
keluarga. Allah berfirman:
“Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab : 33)
Jika kita renungkan keadaan orang-orang yang tidak memiliki rumah,
yakni orang-orang yang hidup di pengasingan, di emper-emper jalan serta para
pengungsi yang terusir di perkemahan-perkemahan sementara, niscaya kita
memahami benar nikmatnya ada di rumah.
Begitu besar potensi ummat islam di negeri
ini yang jika diberdayakan akan menjadi kekuatan yang dahsyat, akan tetapi
banyak diantara mereka yang enggak untuk bergabung untuk membangun sebuah
organisasi pergerakan (harakah)
apalagi organisasi politik (hizb)
dengan berbagai macam alasan diantaranya ada yang mengatakan politik itu kotor,
lebih baik saya netral, bahkan ada yang apatis dengan mengatakan percuma,
apapun yang dilakukan tidak akan membawa perubahan. Memang inilah krisis yang
sedang dialami bangsa kita, saya sepakat dengan apa yang dikatakan Prof.
Azzumardi Azra guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam sebuah media
cetak nasioanal, beliau mengatakan bangsa Indonesia saat ini terjebak dalam
keadaan Psycology of The Loser atau psikologi pecundang dengan karakter
apologetik dan mudah menerima dengan keadaan dengan merasa percuma begini,
percuma begitu apalagi masuk partai pasti ujung-ujungnya kekuasaan dan duit dan
lain sebagainya itulah pandangan yang begitu banyak saya dapati di masyarakat
sekitar kita.
Wahai kader dakwah kita harus yakin “we are
on the rack place” inilah tempat yang kita pilih dari rumah inilah kita akan
mendapatkan syurganya, apapun amanah yang kalian dapatkan, dimanapun pos kalian
di tempatkan berusahalah menjadi yang terbaik, kita bangun rumah kita ini
sebagai rumah yang teduh, rumah yang kokoh yang mampu melindungi orang-orang
yang tinggal didalamnya dan bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya, bahkan
kita mampu mengajak dan mengingatkan
mereka yang berusaha untuk merobohkan bangunan ini.
Kalian adalah orang yang dipilih Allah untuk
terus bersama dakwah ini, dikala satu persatu aktivis berguguran meninggalkan
kalian dengan seabrek amanah, tapi kalian masih setia menapakkan kaki. Berjuang
menepis segala rintangan, menghantam gelombang yang datang. Tegar dalam badai,
kudapati pada kalian wahai aktivis kader PK Sejahtera.
Kalian dipilih oleh Allah untuk terus berjuang lewat jalur siyasi. Banyak suara sumbang yang merobek gendang telingamu, menghentak dan menghempaskan perasaanmu. Saya tahu banyak air mata aktivis PKS yang bercucuran karena hinaan dan celaan yang begitu menyakitkan. Bahkan celaan itu dari mereka yang mengerti agama.
Wahai kader dakwah kerja-kerja amanah dari Allah bukan sebenarnya bebanan dari Allah untuk
menyusahkan kita, tapi sebagai offer tiket pantas untuk ke surga
0 komentar:
Posting Komentar