UPDATE BERITA PKS:
« »

Rabu, 30 November 2011

Partai FJP Peroleh Mayoritas Suara

Partai bentukan Ikhwanul Muslimin meraih 40 persen suara dalam penghitungan kotak suara hasil pemilihan umum pertama Mesir usai tumbangnya Presiden Husni Mubarak.

Keterangan tersebut disampaikan sumber tepercaya, Rabu, 30 November 2011 waktu setempat, setelah panitia pemungutan berhasil mengumpulkan hampir seluruh kotak suara yang ada.

Meski belum dinyatakan 100 persen memenangi perebutan kursi parlemen, jelas sumber, organisasi yang didirikan oleh intelektual Hassan al-Bana ini diperkirakan akan menguasai mayoritas kursi parlemen. Namun keputusan tersebut masih menunggu enam pekan lagi.

Pemilu putaran pertama yang berlangsung pada Senin dan Selasa diwarnai kekerasan. Bahkan sejumlah orang tewas akibat bentrok dengan aparat kepolisian di Lapangan Tahrir. Pemungutan suara ini juga merupakan yang pertama kalinya digelar sejak Presiden Husni Mubarak jatuh pada Februari lalu.

Total kursi yang diperebutkan oleh partai-partai politik sebanyak 498 kursi. Seluruhnya diperebutkan oleh wakil-wakil partai dan calon individu.

"Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP) unggul di beberapa provinsi dalam pemungutan suara putaran pertama mengalahkan Ikhwanul Muslimin," ujar seorang sumber di FJP.

Penghitungan hasil akhir pemungutan suara putaran pertama Senin dan Selasa diharapkan akan diketahui hari ini. Pemungutan suara putaran pertama berlangsung di sembilan provinsi, termasuk di Kairo, yakni Alexandria, Port Said, Damietta, Luxor, dan Assiut.

Basil Adel, anggota Partai Rakyat Mesir Bebas, mengatakan sampai sejauh ini penghitungan suara di Kairo baru mencapai 20-30 persen. Menurut dia, Ikhwanul Muslimin berhasil mengeduk dukungan 40-50 persen di Kairo. Sementara partai ultrakonservatif Partai Islam al-Nour hanya meraih 5-7 pesen suara di Kairo.
Sumber: Tempo

PKS: Selalu Setia

Dwi Sulistyorini
Kenyataan bahwa Jawa Timur  sebagai wilayah dengan kasus HIV/AIDS terbanyak di Indonesia benar-benar memprihatinkan kader PKS Jatim.  
Data yang baru dirilis oleh Direktur Pengendalian Penyakit Menular  Langsung (PPML), Kementrian Kesehatan RI, menyebutkan di Jawa Timur Hingga bulan September 2011, tercatat ada 4.318 kasus AIDS. 
 
Angka ini lebih tinggi dibandingkan Papua yang menempati peringkat kedua dengan 4.005 kasus. Peringkat ketiga ditempati oleh DKI Jakarta dengan 3.998 kasus, disusul Jawa Barat dengan 3.804 kasus. Bali menempati posisi paling bawah di daftar 5 besar provinsi yang memiliki jumlah kumulatif kasus AIDS tertinggi di Indonesia dengan 2.331 kasus.
 
“Kami terkejut dengan data terbaru ini. Benar-benar membuat miris”, kata Dwi Sulistyorini, Ketua Bidang Perempuan DPW PKS Jatim. “Hal ini mesti mendapat perhatian yang lebih serius dari kita semua, terutama Pemprov Jatim”, lajutnya, di sela Rapat Koordinasi Bidang Perempuan di Kantor DPW PKS Jatim. Dwi Sulistyorini lebih lanjut mengatakan, bahwa selain karena perilaku seks yang tidak sehat, penularan HIV/AIDS juga melalui jarum suntik, ketidaktepatan penggunaan alat kontrasepsi (kondom) dan sebab-sebab yang lain. Tapi suka tidak suka harus diakui bahwa perilku seksual menyimpanglah yang menjadi biang kerok  utama persebaran HIV/AIDS di masyarakat.
 
“Maka kalau ingin menganggulangi HIV/AIDS, cara terpenting adalah menyehatkan dulu perilaku seks masyarakat”, katanya. “Gampangnya, perzinahan yang semakin terang terangan, kebiasaan gonta ganti pasangan, harus dihentikan. Kami menyerukan kepada masyarakat untuk kembali memperkuat kesetiaan pada pasangan masing-masing. Tidak boleh lagi jajan sembarangan. Hal ini harus terus-menerus dikampanyekan ke masyarakat”, sambungnya. Lebih lanjut, mantan Ketua Bidang Perempuan DPD PKS Surabaya ini berharap Jawa Timur tidak menyusul DKI Jakarta yang jumlah ibu rumah tangga pengidap HIV/AIDS kasusnya cukup tinggi. Tercatat ada 147 kasus. Meningkat dibanding tahun lalu. Yang ironis, penularan HIV/AIDS kepada para ibu rumah tangga tersebut terbesar karena suaminya lebih dulu mengidap HIV/AIDS dan sebagian lagi karena masih suka jajan di luar, meski sudah punya istri. “Para suami kini meski lebih sayang sama istri. Bila memang benar-benar mencintai istrinya, mestinya para suami segera meninggalkan perilaku seks berisiko tinggi menularkan HIV/AIDS”, imbuhnya.
 
Masalah kesetiaan pada pasangan ini penting dipertimbangkan untuk digencarkan kampanyenya. Dwi Sulistyorini termasuk yang kurang setuju kampanye penanggulangan HIV/AIDS yang selama ini sudah dijalankan banyak kalangan, yang sayangnya  berkesan seperti melegalkan free sex, seperti aksi bagi-bagi kondom dan sebagainya. “Kampanye seperti itu tentu saja ada baiknya. Tapi bila tidak tepat porsinya, justru akan dinggap melegalkan perzinahan dan pada gilirannya malah akan menumbuhsuburkan perilaku seks menyimpang. Padahal inilah biang kerok melebarnya penyebaran HIV/AIDS”, pungkasnya.

Minggu, 27 November 2011

Pelatihan untuk Kader


Diskusi pada acara daurah
Daurah adalah salah satu perangkat yang dipergunakan untuk meningkatkan kadar wawasan khususnya kader untuk kepentingan dakwah dan jama'ah dengan mengumpulkan sejumlah kader yang relatif banyak di suatu tempat untuk mendengarkan ceramah, kajian, penelitian, dan pelatihan tentang suatu masalah, dengan mengangkat tema tertentu yang dirasa penting untuk diadakan.

Dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah yang ke 1433, DPD PKS Lumajang dengan semangat ingin menjadi lebih baik lagi ditahun mendatang, dengan itu diadakan acara daurah penguatan untuk kader-kadernya.

Diadakan pada hari Ahad tanggal 27 Nopember 2011 mulai jam 08.00 pagi sampai 14.30 sore bertempat di desa Tukum Kec. Tekung Kab. Lumajang, acara hari ini merupakan rangkaian acara dari Mabit pada malam hari sebelumnya di Kecamatan Senduro.

Dengan adanya dua acara sekaligus ini, diharapkan kader-kader di Charge semangat baru mengawali tahun baru hijriyah ini, dengan awal yang baik diharapkan akan tetap menjadi baik, insyaAllah.

Minggu, 20 November 2011

Apakah Budi Menjadi Dalang Kerusuhan Papua ?

“Bagaimana bisa kurikulum Jawa diterapkan di Papua?” tanya seorang peserta Diklat Kepempinan di Jayapura, Sabtu 19 Nopember 2011 kemarin. Ia berasal dari Merauke.

“Apa contohnya?” tanya saya penasaran.

“Misalnya pelajaran membaca. I-ni Bu-di. I-tu i-bu Bu-di. Itu kan nama Jawa, di Papua tidak ada nama Budi. Harusnya disesuaikan dengan muatan lokal Papua, seperti nama-nama masyarakat Papua”, jawab peserta tersebut.


Tentu saja itu hanya contoh sederhana. Bagaimana anak-anak Papua menghafal nama Budi, padahal itu bukan bagian nama mereka. Coba baca nama tokoh-tokoh Papua, seperti Silas Papare, Yorrys Raweyai, Frans Kaisiepo, Lukas Enembe, Barnabas Suebu, Izaac Hindom, Jacobus Solossa, Freddy Numberi dan lain sebagainya. Tentu tidak sama coraknya dengan Budi Utomo atau Bambang Mintorogo.

Problem yang lebih mendasar tentu saja adalah kualitas pendidikan di wilayah Papua. Yang berada di wilayah perkotaan seperti Jayapura, Timika, Biak, atau Sorong saja, kualitas pendidikannya masih memprihatinkan. Apalagi jika kita pergi ke wilayah pedalaman Wamena, Yahukimo, Nduga, Pegunungan Bintang, Paniai dan lain sebagainya. Rendahnya kesejahteraan, sulitnya transportasi, minimnya teknologi, saling berkelindan membentuk persoalan kian kompleks.

Di wilayah pedalaman dan pegunungan tersebut sangat banyak hal yang “tidak tersentuh”. Tidak tersentuh hukum, tidak tersentuh pendidikan, tidak tersentuh pemberdayaan, tidak tersentuh teknologi, tidak tersentuh kesejahteraan, tidak tersentuh pembinaan, tidak tersentuh pelayanan. Seorang pengurus Parpol di Propinsi Papua mengatakan, di wilayah pegunungan Papua sesungguhnya tidak pernah ada Pemilu. Tidak terbayang bagaimana menghadirkan kotak dan surat suara, membuat TPS, menghadirkan saksi dan lain sebagainya di wilayah pegunungan tersebut. Kendati tidak ada Pemilu, namun selalu ada berita acara dan hasil akhir perolehan suara.

Inilah salah satu PR besar Pemerintah Indonesia. Menjaga keutuhan NKRI tidak cukup dengan doktrin nasionalisme dan patriotisme. Menjaga keutuhan NKRI harus dimulai dengan “menyentuh” semua wilayah secara adil. Hukum dibuat untuk ditegakkan di seluruh wilayah NKRI tanpa kecuali. Pemerataan kualitas pendidikan untuk diterapkan di seluruh wilayah NKRI. Kesejahteraan harus bisa menyentuh semua wilayah NKRI tanpa kecuali. Pengembangan teknologi harus bisa menyentuh semua wilayah NKRI.

Ancaman yang sesungguhnya di depan mata bukanlah OPM (Organisasi Papua Merdeka), karena saya sangat yakin dengan kemampuan TNI dan Polri dalam menanganinya. Betapa mudah Densus 88 meringkus teroris, maka sedemikian mudah pula aparat TNI dan Polri akan mampu mengalahkan gerakan OPM. Itu harusnya masalah sederhana saja.

Ancaman kita sesunggunya adalah kualitas sumber daya manusia. Rendahnya kualitas SDM menjadi keniscayaan akibat buruknya kualitas pendidikan, rendahnya kesejahteraan, minimnya sarana dan prasarana di wilayah pedalaman, masih ditambah lagi dengan lemahnya penegakan hukum, mentalitas birokrasi dan sebagian pejabat publik yang tidak bisa menjadi teladan. Apalagi dibumbui ketidakkompakan antar lembaga negara yang sangat tampak di depan mata. Komplit sudah. Para elit terlibat konflik, pecahnya di tanah Papua.

Semua faktor itu telah menjalin ikatan dan rajutan yang saling menguatkan. Setiap kali ada konflik dan kerusuhan di tanah Papua, sulit mencari kesimpulan, sulit mencari aktor intelektual, sulit mencari penjelasan dan akhirnya sulit pula menyelesaikan. Apa yang sesungguhnya terjadi ? Lalu siapa yang harus bertanggung jawab atas segala kondisi ini ?

I-ni Bu-di……

I-ni i-bu Bu-di……

Mungkinkah Budi yang harus bertanggung jawab ? Atau ibu Budi ? Hah ? Ngawur. Pasti Budi akan marah. Apalagi ibunya. Itu kan hanya nama rekaan dalam pelajaran membaca di Sekolah Dasar.


Jayapura, 19 Nopember 2011
Oleh : Cahyadi Takariawan
Sekretaris MPP, Tinggal di Jogjakarta

Selasa, 15 November 2011

Lumajang ditantang Sumbersuko

Tidak mudah patah semangat adalah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang pejuang dakwah dalam menghadapi ladang dakwah, karena tantangan dari hari ke hari sedemikian km. Inipun yang seolah dimiliki oleh kader-kader dari DPC PKS Sumbersuko yang pernah dibekuk 1-6 dikandang sendiri TKP, tidak putus harapan sampai disini, Kader Sumbersuko memberanikan diri "mengundang" kader-kader DPC Lumajang untuk bertanding sepak bola di Lapangan Sumbersuko.

Mengenai hari, tanggal dan waktu kami menyerahkan sepenuhnya kepada kesediaan  kader-kader Lumajang untuk menentukannya, kami mengikuti saja, Kami menyediakan tempat dan konsumsi, akomodasi tanggung sendiri... (he..he.. deket ini).

Kami menunggu konfirmasinya dalam waktu dekat ini kalau DPC PKS Lumajang bersedia memenuhi undangan kami. Kami harap Lumajang bersedia memenuhi "tantangan" kami atau kalau tidak kami akan menganggap Lumajang "takut" menghadapi Sumbersuko.




Senin, 14 November 2011

Bermanfaat Bagi Orang Lain

Sesuai rencana, hari ini, kita bahas, nafiunlighoirihi atau dengan bahasa lain, Apa manfaat Keberadaan Kita bagi orang lain.
Apa urgensinya seorang kader dakwah harus bermanfaat bagi orang lain? setidaknya ada 7 alasan kenapa kita harus bermanfaat:
Pertama, ini adalah tuntutan keimanan. Siapa yang mengaku beriman, dia harus bermanfaat bagi orang lain sebagai bukti iman, berupa amal 
Kedua, Islam adalah agama Amalnyata, dan banyak amal shalih mendidik kita untuk bermanfaat bagi orang lain. 
Ketiga, bermanfaat adalah sunnah nabawi. Nabi diperintah untuk menjadi rahmat bagi semesta artinya, bermanfaat adalah jejak Rahmat 
Keempat,bermanfaat adalah salah satu dari muwashofat kader tarbiyah. nafiunligoirihi, pamungkas tapi penting untuk pembuktian syakhsiyah.
Kelima, bermanfaat dibutuhkan dalam ukhuwah islamiyah. Ukhuwah tanpa manfaat akan kering bak tanaman tapi sedang tak berbuah. 
Keenam,    bermanfaat adalah tuntutan masyarakat. Siapa yang banyak berperan dalam manfaat, dia akan diterima di masyarakat dalam skala masing-masing
Ketujuh,   bermanfaat adalah fitrah manusia, karena manusia itu makhluq sosial, dan manfaat salah satu parameter keberhasilan sosialisasi 

Setelah tahu urgensi kenapa kita harus bermanfaat bagi orang lain, kita harus mencari tahu dalam diri, apa manfaat yang sudah kita berikan. Bermanfaat bagi orang lain, bisa memakai media, sarana, berupa tindakan,bantuan, pertolongan, pemberian, partisipasi dan karya.
Dari sekian banyak contoh bermanfaat, ada sedikitnya 6 contoh manfaat dampaknya besar bagi perjalanan dakwah dan tarbiyah. Manfaat besar itu kalau kita melakukannya, anda layak disebut sebagai pahlawan bagi orang lain. apa saja contoh manfaat besar itu? 
Pertama, menyelamatkan nyawa orang lain. Keberadaan kita malah membuat orang lain tertolong, secara jiwa raga, ini manfaat besar. 
Kedua,  mengIslamkan. inilah manfaat yang harus menjadi cita para du'at dimanapun kita berada. Agar mereka menjadi selamat dunia akhirat.
Ketiga,  menjadi jalan bagi hidayah agar orang lain beragama secara kaaffah. Inilah manfaat dengan kita menjadi murobbi bagi orang lain. 
Keempat, menyelamatkan orang dari kemiskinan.bisa dengan ekonomi atau dengan filantropi. Jika ini dikerjakan, manfaatnya akan besar bagi orang miskin 
Kelima,  mencerdaskan orang lain. Semua upaya kesana, akan memberi manfaat besar bagi hidup orang lain sekarang dan masa depan. 
Keenam, hadirkan solusi bagi masyarakat, baik skala kecil (RT/RW) sampai skala negara.Pekerjaan bermanfaat ini hanya oleh agent of  change

Sekarang saatnya beramal, hadirkan manfaat bagi orang lain. Jadilah kaum amaliyyun,bukan kaum komentator atau suka menyalahkan orang 
Sumber: Kultuit #Manfaat dari @ayotarbiyah

Kultuit: #MusimHujan

Hampir diseluruh penjuru Nusantara sekarang ini sedang menikmati musim hujan secara serempak, bagaimana kita selaku umat muslim menyikapinya? Demikian kami haturkan kultuit mengenai #MusimHujan 
selamat menyimak:

Alhamdulillah, kita bersyukur telah memasuki musim hujan, yang bukan hanya menambah suasana khusyuk syahdu, tapi juga bertebar peluang pahala. Pembahasan unik menarik dan jarang dikupas, yaitu Fiqih dan Adab seorang muslim di musim hujan, ternyata riwayatnya banyak terserak. Selain bersyukur karena musim hujan adalah anugerah serta tanda-tanda kekuasaan Allah SWT (QS Fushilat 39), juga menjadi sarana muhasabah.
Ibunda Aisyah terheran ketika mendung datang, Rasulullah terlihat gelisah. Bukankah banyak orang bergembira dengan turunnya hujan?. Kecintaan Rasul kepada kaumnya, beliau khawatir stiap ada mendung datang krn tak ada yang menjamin apakah itu rahmat atau azab ?. Maka dengan kegelisahan Rasulullah tsb, sangat layak bagi kita bermuhasabah di musim hujan, mengingat umat-umat yang membangkang diazab dengan hujan .

Pahala Tergantung Tingkat Kesulitan
musim hujan jadi momentum yang tepat mengoptimalkan pahala, bukankah "al-ajru ala qodril masyaqqoh?", pahala tergantung tingkat kesulitan. Rasulullah mengajarkan sahabat, amalan penggugur dosa & menaikkan derajat, salah satunya : menyempurnakan wudhu saat dingin.
Inilah rahasia pahala berlimpah di musim hujan, karena kondisi lebih berat, dan sisi yang lain karena suasana hati lebih syahdu & khusyuk. Para sahabat bergembira saat menyambut musim dingin, mereka berbagi motivasi untuk mengoptimalkan ibadah didalamnya.
Umar bin Khottob berkata memotivasi kita: " Musim dingin adalah bonus bagi mereka yang suka beribadah". Ibnu Mas'ud: "Selamat datang musim dingin, turun keberkahan, malam-malam panjang untuk qiyamul lail, siang pendek untuk berpuasa". Bahkan mereka terkadang menangis, saat terlewat untuk tahajud di malam hari dan berpuasa di siang hari musim dingin.

Adab dan Anjuran Ketika Hujan
Ada sekian adab dan anjuran yang bisa kita coba optimalkan di musim hujan, mari melihat cara Rasulullah menyambut hujan turun ke bumi
Yang pertama: memperbanyak doa di musim hujan, karena selain termasuk waktu mustajab, juga karena suasana hati jauh lebih khusyuk bukan? Memperbanyak doa umum saat musim hujan, namun ada juga doa-doa khusus ketika hujan, yang ini jarang diajarkan di TPA dan madrasah kita :-) dipanasin, Dari mulai doa saat angin berhembus, doa ketika melihat awan mendung, ketika benar-benar turun hujan, juga ketika melihat petir
·              Doa saat angin berhembus :
(اللهم إني أسألك خيرها وخير ما أرسلت به، وأعوذ بك من شرها وشر ما أرسلت به ), memohon perlindungan
Rasul bersabda: "Carilah do’a mustajab pada 3 (tiga) kondisi : saat berjihad, jelang shalat, dan saat hujan turun.” (HR Baihaqi’)
·              Doa saat melihat awan mendung berarak
( اللهم إني أعوذ بك من شرها ),
“ya Allah aku berlindung kepadaMu dari keburukannya
·              Dan ketika hujan itu benar-benar turun, maka lanjutkan dengan doa
(اللهم صيباً نافعاً )
jadikan hujan yang bermanfaat dan rahmat
·              Ketika petir menggelegar, saatnya berdoa
(سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ)
Maha Suci yang Malaikat bertasbih untuk-Nya

Yang unik, ada juga doa dalam riwayat shohih Bukhori untuk anti banjir & mengalihkan hujan, cocok buat pawang hujan syariah
·              Doa anti banjir saat hujan turun lebat :
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami.”
“Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.”

Yang kedua: selain memperbanyak doa di musim hujan, ternyata Rasulullah pun bermain hujan-hujan dalam rangka mencari keberkahan lho, simak haditsnya
Riwayat muslim dikisahkan oleh Anas, saat mereka kehujanan Rasulullah menyingkap bajunya agar tersentuh air hujan. Mengapa? Rasulullah ingin mencari keberkahan dengan tersentuh langsung air hujan, beliau beralasan: “Karena dia baru saja Allah ciptakan.”
Hadits tersebut mungkin bisa untuk alasan main hujan2, tapi lebih pas agar kita lebih bersyukur saat terpaksa kehujanan :D
Dalam riwayat lain beliau mengajak sahabat untuk berwudhu dari air hujan. Ayo mumpung masih musim hujan, segera praktekan tanpa ragu !

Rukhsoh
Syariat memberikan rukhsoh di musim hujan, diantaranya kebolehan menjamak sholat saat hujan turun lebat, khusus mereka yang di masjid. Juga keringanan tidak berjamaah di masjid, bahkan lafadz adzan " hayya ala sholah" pun diganti dengan "Shollu fi buyutikum". Ketika suasana musim hujan romantis dan tiba-tiba Anda harus mandi wajib di pagi hari, saat teramat dingin sekali bolehlah diganti tayammum.
Sekian tweet tentang musim hujan, mari optimalkan pahala di dalamnya dengan hati yang khusyuk syahdu, tetap semangat dan salam optimis!

Oleh Ust. Hatta Syamsudin 
[Penulis Buku Muhammad SAW The Inspiring Romance, Trainer Keluarga Romantis dan Motivasi Islami. Berminat juga pada kajian Ekonomi Syariah]


Sabtu, 12 November 2011

Celah Pembebasan

Apakah yang dilakukan sebuah ummat, ketika krisis menjadi hantu besar yang melingkupi semua sisi kebaikannya? Apakah yang mungkin dilakukan sebuah ummat, ketika sejarah menjadi begitu pelit untuk membuka pintu-pintu rumahnya bagi umat itu untuk berteduh dari keterhimpitan yang menyengat tubuhnya? Apakah yang mungkin dilakukan sebuah ummat, ketika semua umat memusuhinya, dan apa yang ada hanya dirinya, sementara realitas dirinya sendiri justru menjadi anak panah di busur musuhnya?


Pertanyaan seperti ini seringkali hinggap dalam benak kita, para du’at dan Mushlihin. Dalam keadaan tanpa jawaban, sering pula kita kehilangan keseimbangan jiwa, sesuatu yang kemudian menimbulkan rasa tidak berdaya (al-'ajz) dan merasa seakan realita dan tantangan lebih besar dari kapasitas internal kita untuk menjawabnya, apalagi menyelesaikannya.


Terkadang pengunduran diri ini disertai sejumlah pembenaran rasional, setelah rasa tidak berdaya itu mendorong kita mempertanyakan beberapa aksioma ideologi dan prinsip perjuangan, yang mungkin dianggap terlalu ideal dan tidak mungkin dipertemukan dengan realita?
Sesungguhnya itu tidak perlu terjadi, kalau saja kita mau merenungi kembali, bagaimana Allah SWT dalam Al Qur’an telah membuka begitu banyak celah pembebasan yang dibuka Allah SWT kepada kita, saat semua jalan masuk ke rumah sejarah telah tertutup.
Yang lebih parah lagi, rasa tidak berdaya itu kadang sampai begitu kuat, sehingga tanpa sadar kita bersikap negatif terhadap problema yang melingkupi kita, untuk kemudian mencoba melakukan langkah ‘pengunduran diri’ dari gelanggang kehidupan sosial (al-insihab al-ijtima’i).


Pertama, harapan. Harapan adalah matahari di langit jiwa. Tak ada sesuatu yang sangat kita butuhkan saat reruntuhan kekalahan menghimpit jiwa kita, selain harapan yang dapat mengembalikan rasa percaya diri kita untuk bangkit kembali. Begitulah Allah SWT mengembalikan harapan itu ke dalam jiwa sahabat-sahabat Rasulullah SAW, setelah kekalahan pada perang Uhud.


Allah SWT berfirman:

Dan janganlah kamu merasa hina dan bersedih, sebab kamulah yang lebih tinggi (unggul) jika kamu beriman. Jika kamu tersentuh luka (musibah), maka luka (musibah) yang sama juga menimpa kaum yang lain. Dan begitulah hari-hari (kemenangan) kami pergilirkan diantara manusia.” (QS. Ali Imran : 140)


Dalam keadaan selemah apapun juga, ketika kita mendengar pernyataan sakral seperti itu, pasti ia akan mengembalikan kekuatan jiwa kita untuk melakukan lompatan ulang dalam sejarah. Pada ayat diatas, Allah SWT tidak sekedar memberi harapan, tapi juga menambah kekuatan harapan itu dengan membuka celah sejarah melalaui hukum ‘siklus menang-kalah’ dalam sejarah peradaban manusia sepanjang zaman.


Bahwa kekalahan dalam hukum itu, tidak boleh menjadi titik awal menuju kepunahan historis. Selalu ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan pada lompatan awal, kedua, atau ketiga, dalam perjalanan sejarah. Watak sejarah, dengan begitu tidaklah niscaya (determinant), sebagaimana manusia yang tumbuh dari kecil, besar, tua, lalu mati. Sunnatut Tadawul (hukum perputaran) itu memungkinkan ketuaan untuk sebuah peradaban dijungkirbalik menjadi kemudaan, sekaligus menghentikan, secara tiba-tiba, arus realitas ketuaan berjalan menuju muara kematian historis.


Kedua, taghyirul dzat (merubah diri). Bila celah sejarah pertama tadi meupakan celah eksteren, maka celah sejarah kedua ini merupakan celah interen. Ada syarat-syarat internal yang harus dipenuhi untuk dapat memanfaatkan peluang historis tersebut. Yaitu merubah seluruh instrument kepribadian kita, mulai dari bagian terkecil, diri, hingga bagian terbesar, masyarakat. Pada diri pun dimulai dari instrument yang paling halus; hati, perasaan, emosi, akal hingga raga.


Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaaan suatu kaum, kecuali bila kaum itu yang merubah apa-apa yang ada dalam dirinya.” (Q.S. Ar-Ra’du, 14-11).




Sesungguhnya pada dua celah sejarah ini, tersimpan kunci dinamika gerak sejarah kehidupan manusia, yang tak pernah mati hingga kiamat. Ini adalah ‘kemungkinan-kemungkinan’ yang dijadikan Allah SWT sebagai peluang bagi kita untuk hadir kembali di gelanggang sejarah. Masalahnya, maukah kita memanfaatkan peluang itu?

Hujan Bukan Penghalang

Selasa sore (08/11/2011) ba'da Ashar jam digital anakku menunjukkan angka 15.45, seperti hari selasa beberapa minggu lalu ibu-ibu diwilayah barat Kecamatan Sumbersuko mengadakan kajian rutin.

Bedanya pada Selasa sore ini, karena sudah memasuki musim penghujan daerah kami juga tidak ingin ketinggalan mengalami hujan juga. Seolah tidak peduli dua orang ummahat ini berangkat menuju lokasi "pengajian" dengan jalan kaki sekitar 3 km bersama 3 buah hati mereka.

Agenda hari ini membahas kerja nyata apa yang bisa ibu-ibu lakukan untuk masyarakat Sumbersuko khususnya sekaligus membahas karena semakin dekatnya hari ibu, Ibu-ibu ini juga ingin memberikan sumbangsihnya turut bekerja untuk Sumbersuko.


Semoga dengan menginfaqkan waktunya ibu-ibu ini dicatat sebagai amal kebaikan, dan dapat memberatkan timbangan perbuatan baiknya kelak di akhirat nanti.


Kami Berkurban

masih dipotongi lebih kecil lagi
Setelah disembelih, lalu digantung dikuliti, dipotong-potong, diiris kecil-kecil, sebagian ditimbang terus dibagi-bagi yang tidak dibagikan malah lebih parah lagi ada yang dipotong-potong dadu kemudian ditusuk-tusuk tidak berhenti sampai disitu masih dikasih kecap sama minyak masih dibakar sampai agak kehitaman, dicampur bumbu dan terakhir dimakan oleh Saudara-saudara yang ikut ambil bagian pada acara tersebut.
Itulah gambaran singkat apa yang terjadi di kediaman ketua DPC PKS Sumbersuko Bapak Muhammad Sholeh, kelihatan sadis ya?.

Tenang saudara, itulah gambaran dari perintah Allah yang dilaksanakan setiap Idul Adha (Q.S. 108:2), tak ketinggalan setiap tahun DPC PKS Sumbersuko selalu mengadakannya. Kebetulan pada kurban tahun ini Sumbersuko menyembelih 6 ekor kambing dan 1 (satu) ekor sapi sebagai wujud kasih sayang kita kepada Allah (Q.S. 3: 92) dan juga sesama, karena setelah dipotong kurban tersebut diberikan kepada masyarakat sekitar, khususnya yang  berada diwilayah Sumbersuko.

Mudah-mudahan tahun depan kita masih diberi kelapangan rezeki supaya bisa melaksanakan kurban lebih banyak lagi dan masyarakat luas akan bisa menikmatinya.

Inilah bukti tanda cinta kami khususnya kepada masyarakat Sumbersuko



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons